5 Game E-Sport yang masuk di Asian Games 2018 yang wajib kamu ketahui !!!
nee
Aibo, kali ini saia share info tentang 6 game E-Sport yang masuk di Asian Games
2018
yakni,
League of Legends, Pro Evolution Soccer 2018, Clash Royale, Heartstone dan
Arena of Valor
1. League of Legends
Menjelang bergulirnya Pesta Olahraga Asia 2018 (Asian Games 2018) di Palembang
dan Jakarta, terdapat sebuah kejutan di mana esports terpilih sebagai salah
satu cabang olahraga. Kompetisi ini bekerja sama langsung dengan Olympic
Council of Asia (OCA), Indonesia Asian Games Organizing Comittee (INAGOC) dan
juga Asian Electronic Sports Federation (AeSF).
1. Fanbase yang Luar Biasa Besar di
Seluruh Dunia
Meskipun banyak game baru yang bermunculan, titel League of
Legends yang memiliki fanbase dan pemain terbanyak tak pernah luntur. Pada
bulan Januari 2018 lalu, kami pernah membuat sebuah artikel yang memperlihatkan
bahwa setidaknya terdapat 100 juta pemain aktif setiap bulannya.
Tak hanya itu saja, jumlah akun yang ada di League of Legends sendiri sudah
mencapai angka fantastis, sekitar 200 juta lebih (dengan Tiongkok yang
mendominasi jumlah akun terbesar di seluruh dunia). Melihat banyaknya
antusiasme para pemain baru, tentu angka tersebut kini semakin bertambah.
2. Turnamen yang Rutin Setiap Tahun
Riot Games memiliki turnamen yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Turnamen
tersebut dimulai dari Spring Split di awal Januari, lalu dilanjutkan dengan
turnamen berskala internasional, Mid-Season Invitational (MSI), Rift Rivals
(pertandingan internasional yang mempertemukan region-region dengan rivalitas
terbesar), Summer Split, World Championship sebagai turnamen tahunan terbesar,
dan ditutup dengan turnamen All-Star di akhir tahun.
Hampir setiap region pun memiliki format turnamen yang serupa, mulai dari LCK
(Korea), NA LCS (North America), EU LCS (Europe), VCS (Vietnam), GPL (South
East Asia), CBLOL (Brasil), LPL (Tiongkok), LCL (Negara CIS), LJL (Jepang), LLN
(Amerika Latin Utara), CLS (Amerika Latin Selatan), OPL (Oceania), LMS
(Taiwan), dan TCL (Turki).
Khusus untuk South East Asia (SEA), format GPL sudah diubah menjadi SEA Tour
Championship sebagai format turnamen terbarunya.
Tak hanya turnamen yang rutin di lakukan, pesona league of Legends di mata
dunia juga bisa menghasilkan jumlah viewer yang terbilang tidak sedikit. Pada
pertandingan final LPL antara EDward Gaming vs Royal Never Give Up (RNG),
setidaknya terdapat 100 juta pasang mata yang menonton langsung pertandingan
tersebut.
3. Jenjang Karier yang Jelas
Berkaca dengan sistem Franchise yang digunakan NA LCS, sistem turnamen seperti
ini membuat banyak pemain mendapatkan karier yang jelas (tak ada tunggakan
gaji) sehingga mereka bisa fokus untuk membela masing-masing tim.
Sistem ini juga mampu mendatangkan banyak sponsor dan membuat esports menjadi
lahan bisnis baru. Sistem Franchising ini tentu sangat baik tak hanya untuk
pemain, tetapi juga manajemen tim. Dengan kata lain, League of Legends memiliki
sistem yang sangat baik dalam urusan bisnisnya.
4. Profesionalisme dari Pihak
Developer
Riot Games dikenal sangat tegas dan mengutuk adanya kecurangan di dalam game.
Beberapa kasus berhasil diselesaikan dengan baik dan membuat para pelakunya
jera. Kita ambil saja Dopa (Apdo) yang dihukum selama 1.000 tahun karena kasus
Elo Boosting yang menjeratnya.
Selain itu kita juga tahu kasus yang menimpa Tyler1, salah satu streamer
ternama League of Legends yang terkenal Toxic-nya. Riot pun memberikan hukuman
banned selama satu stengah tahun kepada pemain berkepala plontos itu.
Berdasarkan aksi yang dilakukan Riot, tentu tercermin bahwa kejujuran dan
keadilan dalam sebuah game (esports) patut dijunjung tinggi layaknya olahraga.
5. League of Legends sebagai Cikal
Bakal Esports Dunia
Dengan masuknya esports dan League of Legends di Asian Games 2018, salah satu
Pesta Olahraga Terbesar di Asia diharapkan bisa mengubah pandangan banyak orang
tentang esports. Bukannya tidak mungkin, League of Legends akan dikenal sebagai
cikal bakal esports di dunia.
2.Pro Evolution Soccer 2018
PES
2018. Game sepak bola ini menjadi satu-satunya game dari Jepang yang akan dipertandingkan
di Asian Games 2018. Nantinya, eSports akan menjadi kompetisi resmi dalam
cabang olahraga di Asian Games 2022, yang rencananya diadakan di Hangzhou,
China. eSports juga sedang dipertimbangkan untuk menjadi kompetisi resmi dalam
cabang olahraga Olimpiade.
Ke
depannya, Konami akan terus memberikan dukungan kepada dunia eSports tanah air
dengan menghadirkan banyak event eSports dalam waktu dekat. Sebelumnya, udah
ada pemain Indonesia yang menorehkan prestasi di turnamen internasional PES
2018. Mereka adalah Batara Riasta, runner-up WESG PES 2018 dan Lucky Ma'arif,
juara ketiga WESG PES 2018.
Untuk
kedepannya, Konami udah berencana merilis seri terbaruPES, yaitu PES 2019. Jika
biasanya PES dirilis pada akhir September atau awal Oktober, kini ada perbedaan
di PES 2019. Game ini dijadwalkan akan rilis pada 30 Agustus 2018 untuk
platform PS 4, Xbox One, dan PC.
Berbagai
fitur baru akan dihadirkan di PES 2019, di antaranya pemain yang tampak lebih
realistis, tampilan fisik bola yang ditingkatkan, penempatan pemain, dan
tampilan individual pemain yang lebih baik. Selain itu, ada juga animasi roster
terbaru, selebrasi terbaru, grafis yang ditingkatkan, sekaligus menu interface
baru.
3. Clash Royale
maju ke babak playoff. Tim teratas dari masing-masing daerah
akan maju ke World Champion yang diselenggarakan di Asia musim dingin ini. Supercell,
developer game mobile dan pencipta game kartu PvP real-time Clash Royale akan
meluncurkan eSports league resminya, "Clash Royale League," pada
bulan Maret 2018.
Karena para pemainnya tersebar ke seluruh dunia, Clash Royale League akan
diadakan di seluruh dunia juga seperti Amerika Utara, Eropa, Asia, dan China.
Masing-masing wilayah Clash Royale Leaguae akan menjadi tuan rumah enam sampai
dua belas tim, masing-masing terdiri dari empat sampai enam pemain.
Asia Tenggara (termasuk Taiwan, Hong Kong, Makau), bersama dengan Korea Selatan
dan Jepang adalah bagian dari Clash Royale League di kawasan Asia. Termasuk
empat tim dari negara-negara Asia Tenggara, yaitu Clash Liga Royale di Asia
akan memiliki total 12 tim. Format liga akan menjadi round robin, dengan tim
teratas
4. Hearthstone
Kalau
kamu seorang gamer, tentunya kamu tahu Blizzard kan? Atau setidaknya, kamu
pasti tahu game-game yang dikembangkan oleh Blizzard seperti Warcraft,
Starcraft ataupun Diablo. Nah, selama sebulan ini saya mendapatkan kesempatan
untuk memainkan versi beta dari Hearthstone, game terbaru dari Blizzard. Selain
merupakan game pertama dari Blizzard yang bersifat cukup casual, Hearthstone
juga merupakan game pertama mereka yang dapat dimainkan di platform mobile
juga.
Jadi apa itu Hearthstone? Hearthstone merupakan sebuah collectible card game
yang mengambil setting di dunia Warcraft. Hearthstone saat ini sedang berada
pada masa closed beta dan dapat dimainkan di PC beserta Mac secara gratis.
Selain kedua platform tersebut, Hearthstone juga akan dirilis untuk iOS dan
Android pada akhir 2014 nanti, jadi tenang saja, nantinya kamu akan bisa
memainkan game ini di manapun kamu berada.
Hearthstone merupakan sebuah game online multiplayer di mana dua orang pemain
saling berhadapan satu sama lain dan akan secara bergiliran memainkan kartu
dari deck masing-masing untuk mengalahkan lawannya. Cara memainkan game ini
mirip dengan permainan Yu-Gi-Oh! ataupun Magic: The Gathering dimana kartu bisa
dipakai untuk menggunakan sihir ataupun memanggil monster agar dapat menghabiskan
health pemain lawan.
5.Arena of Valor
Esports akan masuk sebagai cabang olahraga di Asian game 2018 juga
diberikan setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan
sambutan dalam turnamen game Arena of Valor (AOV) di Jakarta, Sabtu
(5/5/2018).
Pertandingan Esports di Indonesia selalu didukung oleh Kemenpora,
lewat Asosiasi Esports Indonesia (IESPA).Alasannya AOV jadi masuk Asian game
bahwa game tersebut sangat populer di banyak negara di kawasan asia.Memang
masih ada juga beberapa game lainnya yang sejenis dan cukup banyak digemari,
seperti Mobile legends dan Vainglory.
Tapi Arena of Valor dianggap lebih memenuhi kriteria
pemilihan dari title Esports di Asian game tersebutd dan saat ini sudah
dimainkan di lebih dari 85 negara di seluruh dunia.Hal ini menjadi salah satu
pertimbangan bagi Federasi Esports Asia atau AeSF dalam menentukan title game
yang akan dipertandingkan di Asian game 2018 nanti.Selain itu, AoV juga
dianggap telah memiliki struktur kompetisi yang memadai, mulai dari tingkat
amatir hingga tingkat international.Hal itu disampaikan Tommy Kurniawan,
salah satu selebritas Tanah Air sekaligus staf khusus bidang keolahragaan, saat
menyampaikan pesan dari Menpora Imam Nahrawi.
Menjelang bergulirnya Pesta Olahraga Asia 2018 (Asian Games 2018) di Palembang dan Jakarta, terdapat sebuah kejutan di mana esports terpilih sebagai salah satu cabang olahraga. Kompetisi ini bekerja sama langsung dengan Olympic Council of Asia (OCA), Indonesia Asian Games Organizing Comittee (INAGOC) dan juga Asian Electronic Sports Federation (AeSF).
Meskipun banyak game baru yang bermunculan, titel League of Legends yang memiliki fanbase dan pemain terbanyak tak pernah luntur. Pada bulan Januari 2018 lalu, kami pernah membuat sebuah artikel yang memperlihatkan bahwa setidaknya terdapat 100 juta pemain aktif setiap bulannya.
Tak hanya itu saja, jumlah akun yang ada di League of Legends sendiri sudah mencapai angka fantastis, sekitar 200 juta lebih (dengan Tiongkok yang mendominasi jumlah akun terbesar di seluruh dunia). Melihat banyaknya antusiasme para pemain baru, tentu angka tersebut kini semakin bertambah.
Riot Games memiliki turnamen yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Turnamen tersebut dimulai dari Spring Split di awal Januari, lalu dilanjutkan dengan turnamen berskala internasional, Mid-Season Invitational (MSI), Rift Rivals (pertandingan internasional yang mempertemukan region-region dengan rivalitas terbesar), Summer Split, World Championship sebagai turnamen tahunan terbesar, dan ditutup dengan turnamen All-Star di akhir tahun.
Hampir setiap region pun memiliki format turnamen yang serupa, mulai dari LCK (Korea), NA LCS (North America), EU LCS (Europe), VCS (Vietnam), GPL (South East Asia), CBLOL (Brasil), LPL (Tiongkok), LCL (Negara CIS), LJL (Jepang), LLN (Amerika Latin Utara), CLS (Amerika Latin Selatan), OPL (Oceania), LMS (Taiwan), dan TCL (Turki).
Khusus untuk South East Asia (SEA), format GPL sudah diubah menjadi SEA Tour Championship sebagai format turnamen terbarunya.
Tak hanya turnamen yang rutin di lakukan, pesona league of Legends di mata dunia juga bisa menghasilkan jumlah viewer yang terbilang tidak sedikit. Pada pertandingan final LPL antara EDward Gaming vs Royal Never Give Up (RNG), setidaknya terdapat 100 juta pasang mata yang menonton langsung pertandingan tersebut.
Berkaca dengan sistem Franchise yang digunakan NA LCS, sistem turnamen seperti ini membuat banyak pemain mendapatkan karier yang jelas (tak ada tunggakan gaji) sehingga mereka bisa fokus untuk membela masing-masing tim.
Sistem ini juga mampu mendatangkan banyak sponsor dan membuat esports menjadi lahan bisnis baru. Sistem Franchising ini tentu sangat baik tak hanya untuk pemain, tetapi juga manajemen tim. Dengan kata lain, League of Legends memiliki sistem yang sangat baik dalam urusan bisnisnya.
Riot Games dikenal sangat tegas dan mengutuk adanya kecurangan di dalam game. Beberapa kasus berhasil diselesaikan dengan baik dan membuat para pelakunya jera. Kita ambil saja Dopa (Apdo) yang dihukum selama 1.000 tahun karena kasus Elo Boosting yang menjeratnya.
Selain itu kita juga tahu kasus yang menimpa Tyler1, salah satu streamer ternama League of Legends yang terkenal Toxic-nya. Riot pun memberikan hukuman banned selama satu stengah tahun kepada pemain berkepala plontos itu. Berdasarkan aksi yang dilakukan Riot, tentu tercermin bahwa kejujuran dan keadilan dalam sebuah game (esports) patut dijunjung tinggi layaknya olahraga.
Dengan masuknya esports dan League of Legends di Asian Games 2018, salah satu Pesta Olahraga Terbesar di Asia diharapkan bisa mengubah pandangan banyak orang tentang esports. Bukannya tidak mungkin, League of Legends akan dikenal sebagai cikal bakal esports di dunia.
Karena para pemainnya tersebar ke seluruh dunia, Clash Royale League akan diadakan di seluruh dunia juga seperti Amerika Utara, Eropa, Asia, dan China. Masing-masing wilayah Clash Royale Leaguae akan menjadi tuan rumah enam sampai dua belas tim, masing-masing terdiri dari empat sampai enam pemain.
Asia Tenggara (termasuk Taiwan, Hong Kong, Makau), bersama dengan Korea Selatan dan Jepang adalah bagian dari Clash Royale League di kawasan Asia. Termasuk empat tim dari negara-negara Asia Tenggara, yaitu Clash Liga Royale di Asia akan memiliki total 12 tim. Format liga akan menjadi round robin, dengan tim teratas
Jadi apa itu Hearthstone? Hearthstone merupakan sebuah collectible card game yang mengambil setting di dunia Warcraft. Hearthstone saat ini sedang berada pada masa closed beta dan dapat dimainkan di PC beserta Mac secara gratis. Selain kedua platform tersebut, Hearthstone juga akan dirilis untuk iOS dan Android pada akhir 2014 nanti, jadi tenang saja, nantinya kamu akan bisa memainkan game ini di manapun kamu berada.
Hearthstone merupakan sebuah game online multiplayer di mana dua orang pemain saling berhadapan satu sama lain dan akan secara bergiliran memainkan kartu dari deck masing-masing untuk mengalahkan lawannya. Cara memainkan game ini mirip dengan permainan Yu-Gi-Oh! ataupun Magic: The Gathering dimana kartu bisa dipakai untuk menggunakan sihir ataupun memanggil monster agar dapat menghabiskan health pemain lawan.
Comments
Post a Comment
komentar lah Yang sopan agar dan jelas agar saya dapat menjawab anda